A. Konsep Tradisional
1.
Pengertian
Tradisional
Tradisional
erat kaitannya dengan kata “tradisi” yang berasal dari bahasa latin: traditio yang artinya “diteruskan”. Tradisi
merupakan suatu tindakan dan kelakuan sekelompok orang dengan wujud suatu benda
atau tindak laku sebagai unsur kebudayaan yang dituangkan melalui fikiran dan
imaginasi serta diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang
didalamnya memuat suatu norma, nilai, harapan dan cita-cita tanpa ada batas
waktu yang membatasi.
Dari
konsep tradisi tersebut di atas, maka lahirlah konsep tradisional. Tradisional merupakan sikap
mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat (Sajogyo, Pudjiwati,
1985:90). Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak
yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada nilai dan norma yang berlaku
dalam masyarakat. Dengan kata lain setiap tindakan dalam menyelesaikan
persoalan berdasarkan tradisi. Seseorang akan merasa yakin bahwa
suatu tindakannya adalah betul dan baik, bila dia bertindak atau mengambil
keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Dan sebaliknya, dia akan
merasakan bahwa tindakannya salah atau keliru atau tidak akan dihargai oleh
masyarakat bila ia berbuat diluar tradisi atau kebiasaan-kebiasaan dalam
masyarakatnya. Disamping itu berdasarkan pengalaman atau kebiasaannya, dia akan
tahu persis mana yang menguntungkan dan mana yang tidak. Oleh karena itu, sikap
tradisional adalah bagian terpenting dalam sistem tranformasi nilai-nilai
kebudayaan.
2. Ciri-Ciri Tradisional.
Menurut Redfield (Ifzanul, 2010:1) , ciri-ciri tradisional
anatara lain:
a.
Belum adanya perkembangan pengetahuan
dan teknologi.
b.
Semakin kecil dan dipencilkannya lingkup
masyarakatnya dari daerah lainnya, maka rasa cinta pada cara hidupnya akan
semakin sulit untuk diubah.
c.
Tidak mengenal adanya “pembagian kerja”
dan spesialisasi.
d.
Belum terinspirasi dengan diferensiasi
kemasyarakatan.
e.
Kebudayaan yang terbentuk masih sangat
homogen.
3.
Aspek-Aspek Tradisional:
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam
kehidupan tradisional masih cenderung memegang teguh suatu tradisi-tradisi yang
ada dalam masyarakat sebagai transformasi terhadap nilai-nilai yang dianggap
sesuai. Proses tranformasi terhadap nilai-nilai yang ada ini dapat diwujudkan
dalam segala aspek/ bidang yang meliputi: bidang ekonomi, mata pencaharian,
budaya, politik, sosial, maupun teknologi.
a.
Bidang
Ekonomi dan Contohnya
Dalam bidang ekonomi tradisional, uang dirasa tidak begitu
penting. Meski mereka juga membutuhkan uang dalam memenuhi kebutuhannya, mereka tidak
antusias untuk mendapatkan uang.
Investasi uang secara
berlebih biasanya dengan menggunakan cara investasi dalam bentuk perhiasan.
Pola berbelanjaan tradisional adalah dengan berbelanja setiap hari, karena penghasilan
yang didapat setiap harinya pun tidak begitu besar. Meski demikian, ekonomi
tradisional ini biasanya semakin mengentalkan kesederhanaannya dengan adanya
ucapan syukur dengan hidup.
Gambar 1. Pasar
Tradisional
b.
Bidang
Mata Pencaharian dan Contohnya
Mata pencaharian kehidupan tradisional sangatlah tidak menentu. Hal ini dikarenakan tradisional masih banyak yang tidak mengenal adanya spesialisasi kerja pada konsep secara tradisional. Sehingga berpengaruh terhadap penghasilan yang tidak tetap yang tidak bisa selalu diharapkan setiap saat. Maka, taraf hidupnya pun masih sangat rendah sekali. Contoh : Petani, nelayan.
Gambar 2. Petani /
nelayan
c.
Bidang
Budaya dan Contohnya (tata kehidupan, pola kultur dan karakteristiknya)
Tata kehidupan tradisional secara geografis
sebagian besar terdapat pada daerah pedalaman yang jauh dari keramaian kota yang
meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan sekelompok orang, secara
fisik, tata kehidupannya selalu diwarnai dengan kehijauan alamnya, dan dianggap
sebagai tempat yang masih memegang nilai-nilai
adat dan budaya atau kepercayaan yang bersifat khusus atau unik pada suatu
kelompok tertentu.
Pada
tata kehidupan tradisional, kebudayaan yang terlihat misalnya dari bentuk
bangunan tradisional yang biasanya diterapkan pembangunannya melalui rumah
tradisional atau rumah adat yang
dibangun dengan cara yang sama oleh beberapa generasi. Berlatar belakang
religi, baik secara konsep, pelaksanaan pembangunannya maupun wujud
bangunannya, misalnya adanya upacara pemasangan tiang pertama, selamatan/
kenduri, penentuan waktu yang tepat, arah hadap rumah, bahan bangunan yang
digunakan dan sebagainya yang dipercaya bisa membawa pengaruh terhadap
kehidupan penghuninya, menyangkut keselamatan, kabahagiaan, kemujuran, rejeki
dan lain sebagainya .
Pola
kultur tradisional cenderung kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat
istiadat lama yang merupakan suatu aturan yang sudah sesuai dan mencakup segala
konsepsi sistem budaya dalam mengatur tindakan atau perbuatan dalam kehidupan
sosialnya. Jadi, pola kultur tradisional di dalam melangsungkan kehidupan
berdasarkan pada cara atau kebiasaan lama yang masih diwarisi dari para
pendahulu dan tidak mengalami perubahan mendasar karena peranan adat-istiadat
sangat kuat menguasai pola kultur tradisional.
d.
Bidang
Politik dan Contohnya
Manusia sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir secara massif (pola
pikir yang tidak objektif dan rasional) untuk menganalisis, menilai dan
menghubungkan suatu gejala dengan gejala yang lain. Manusia yang hidup
tradisional (sederhana) biasanya masih ditandai dengan sikap berpikir analogis
dengan mengadakan generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang
mengenal waktu secara fisik. Manusia tradisional menimbang
segala-galanya dengan prinsip-prinsip yang telah baku, mereka cenderung untuk
berubah sangat lambat. Politik tradisional masih sangat
sedikit peminatnya, karena lemahnya daya kritis manusia tradisional terhadap
politik. Contoh: golput pada pemilu daerah atau pemilu presiden.
e.
Bidang
Sosial dan Contohnya
Manusia tradisional sangat menonjolkan kedudukan. Semakin tinggi kedudukan
seseorang/ lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di
sekitarnya. Pelapisan sosial terjadi dengan sendirinya, dimana kedudukan
seseorang pada suatu strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia
yang tua, pemilikan kepandaian yang lebih atau memiliki bakat seni atau sakti.
Pola
hubungan sosial
pada manusia
tradisional sangat terasa sekali dibandingkan manusia modern karena manusia tradisional senantiasa bergotong
royong dalam segala hal sehingga manusia tradisional cenderung memiliki rasa sosialisasi
tinggi terhadap orang lain yang ditandai
oleh kesadaran golongan yang tinggi dimana mereka merasa bahwa mereka mempunyai
persamaan-persamaan tertentu. Struktur sosial antara golongan atas (seperti orang kaya, berpangkat , dan dan golongan
bawah (seperti petani, buruh , dan lain-lain) tidak sebagai
pembeda dan yang dapat
membuat adanya
jarak sosial dalam pergaulan.
|
|
Gambar 3. Gotong royong bersih desa.
Namun, manusia tradisional gampang tertipu atau
terhasut oleh orang lain karena cenderung tidak berpikir panjang dan
mementingkan kelompok. Banyak manusia
tradisional dipedesaan menyerang desa lain hanya karena masalah sepele,
misalnya karena kata-katanya tidak didengar oleh warga pedesaan lain, warga ini
merasa tersinggung lalu mengadu domba warganya untuk menyerang warga pedesaan
lain tersebut.
Pada konsep tradisional, lembaga adat berfungsi sebagai
pengendalian sosial. Lembaga adat mengatur perilaku manusia agar tidak melakukan perilaku menyimpang. Pelaku
penyimpangan sosial akan dihukum seperti: ditegur, dikenakan denda atau sanksi,
dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya.
f.
Bidang
Teknologi dan
Contohnya
Alat-alat
perlengkapan hidup dalam manusia
tradisional masih menggunakan alat-alat teknologi sederhana. Misalnya, pakaian
terbuat dari kulit atau tenun kasar, rumah terbuat dari kayu, bambu dan atapnya
menggunakan alang-alang atau ijuk. Alat-alat transportasi sangat sederhana,
misalnya mempergunakan kuda, kerbau, gerobak, rakit atau mereka senang berjalan
kaki.
Manusia
tradisional dalam penerapan teknologi sangat terbatas dibandingkan manusia modern. Konsep tradisional cenderung kurang mengikuti
perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang menunjang dan bukan
prioritas utama dalam kebutuhan hidup. Perkembangan teknologi
dalam manusia
tradisional tidak terlalu pesat. Inovasi terpenting teknologi tradisional
adalah dari sudut bahan dasar dan fungsi.
Teknologi tradisional tergantung pada beberapa bidang
misalnya:
1.
Komunikasi: masih menggunakan surat, burung merpati,
maupun dari mulut ke
mulut.
2.
Ekonomi/
perdagangan: alat tukar masih menggunakan sistem barter.
3.
Pertanian:
masih menggunakan alat yang sederhana seperti membajak dengan tenaga hewan,
dll.
4. Faktor-Faktor Penghambat Proses Kemajuan
Tradisional
Kehidupan.
Dalam menghadapi suatu
perubahan, seseorang atau masyarakat tentunya memiliki frekuensi yang
berbeda-beda, ada yang lambat maupun cepat. Pada konsep tradisonal itu sendiri,
seseorang ataupun masyarakat cenderung sulit untuk menerima adanya
perubahan-perubahan. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mengikutinya,
antara lain:
a.
Permasalahan
kebutuhan
Orang-orang tradisional menganggap tidak
memerlukan banyak kebutuhan. Hal ini dikrenakan kehidupan orang-orang
tradisonal sangatlah sederhana. Sehingga, mereka merasa sudah cukup dengan apa
yang dimilikinya.
b.
Masyarakat
yang menutup diri
Kecenderungan yang dimiliki orang
tradisional yang paling mendasar adalah sikap menutup diri dari pengaruh luar.
Mereka cenderung statis dan sangat sulit untuk diajak berubah. Mereka merasa
begitu kental dengan tradisi nenek moyang yang diwariskan kepadanya. Jika ia
meninggalkan tradisi-tradisi tersebut, maka dianggap telah melanggar tradisi
yang telah ada.
c.
Pendidikan
Faktor pendidikan
disini yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan yang mereka tempuh.
Kebanyakan orang tradisional menganggap remeh adanya seseorang yang
berpendidikan tinggi. Karena menurut anggapan mereka pendidikan itu tidaklah
penting untuk kehidupan selanjutnya.
d.
Kurangnya hubungan dengan masyarakat
lain
Dalam berhubungan
dengan kelompoknya, orang-orang tradisional terlihat begitu erat sekali tali
persaudaraan atau rasa kekeluargaan yang dimilikinya. Namun, karena sulitnya
mereka menerima pengaruh dari luar, maka untuk bersosialisasi dengan masyarakat
luar pun juga cenderung sulit.
e.
Perkembangan iptek yang terhambat
Konsep tradisional
memberikan gambaran bahwa teknologi yang digunakan sangat sederhana. Karena
adanya rasa yang timbul pada kebiasaan mereka bahwa: “sesuatu yang sederhana
saja bisa digunakan. Mengapa harus memakai teknologi canggih yang bisa merusak
segala sesuatu dengan cepat?”.
f.
Sikap masyarakat yang tradisional yang takut dengan adanya perubahan
Pemikiran yang selalu
bersatu dalam kelompoknya ternyata malah menimbulkan dampak buruk terhadap
psikis mereka dengan timbul rasa takut. Mereka menganggap bahawa dengan adanya
perubahan, maka dapat menghilangkan nilai maupun norma yang telah mereka jaga
selama ini.
g.
Ketakutan akan terjadi kegoyahan dalam
sistem sosial apabila terjadi perubahan.
Dari adanya rasa takut
yang muncul pada orang-orang tradisional, menimbulkan ketakutan akan kegoyahan
dalam sistem sosial yang telah terbentuk selama ini.
h.
Prasangka terhadap hal baru
Karena adanya
kestatisan yang mereka miliki, prasangka mereka terhadapa hal baru, seperti
adanya teknologi baru yang muncul, memberikan kesan berbeda pada orang-orang
tradisional.
B. Konsep Modern
1.
Pengertian
Modern
Kata modern merupakan suatu hasil dari proses
modernisasi. Modernisasi disini merupakan suatu proses transformasi atau suatu
perubahan sosial yang terarah dari suatu keadaan yang kurang maju atau kurang
berkembang menuju ke arah yang lebih baik yang diwujudkan dalam segala aspek
dengan harapan akan tercapai suatu kehidupan yang lebih lebih maju, berkembang
dan makmur.
Dari
konsep modernisasi tersebut, maka melahirkan suatu konsep modern. Modern
biasanya erat kaitannya dengan sesuatu yang “terkini” atau “baru”. Istilah
modern berasal dari bahasa latin “ Modo” = cara dan “ Ernus” = masa kini.
Modern adalah tata kehidupan yang mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah
ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Modern relatif bebas dari
kekuasaan adat-istiadat lama karena mengalami perubahan dalam perkembangan
zaman dewasa ini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya
pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam mencapai kemajuan, selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang seimbang dengan kemajuan di
bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
Oleh
karena itu, menjadi modern akan identik dengan menjadi kota atau menjadi
industri. Sehingga perubahan dari tradisional ke modern, akan identik dengan
perubahan dari situasi desa menjadi kota, dan perubahan dari kehidupan agraris
ke industri.
2.
Ciri-Ciri
Modern
Dari
pengertian konsep modern yang telah dijelaskan, maka dapat diidentifikasikan
adanya ciri-ciri modern, sebagai berikut (Sajogyo,
1985:112):
1.
Kehidupan yang berorientasi pada sektor
industri
Alam tidak lagi menjadi
hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti yang dialami
masyarakat tradisional. Hal ini terjadi karena sebagian besar manusia pada
kehidupan modern lebih menggantungkan hidupnya pada dunia industri.
2.
Terbuka dengan adanya teknologi baru
Alam dikendalikan
dengan kemampuan pengetahuan dalam menunjang kehidupan yang lebih baik. Kemampuan
pengetahuan di sini yakni berupa pengetahuan yang rasional dalam memafaatkan
sumber daya yang ada dengan memanfaatkan teknologi-teknologi modern dalam
menunjang kegiatannya.
3.
Masyarakat modern yang menerima adanya
hal-hal baru
Pada umumnya, kehidupan
modern mengalami gejala modernisasi dari sektor industri, sektor perdagangan, kepariwisataan,
dan jasa lainnya. Hal ini bisa menjadikan manusia modern cenderung memiliki pengetahuan-pengetahuan
baru, bahkan bisa pula mondorong perilaku hidup yang konsumtif.
4.
Sistem pelapisan sosial yang terbuka
Sistem mata pencaharian
sektor industri mempengaruhi segi-segi sosial kehidupan modern. Segi-segi
sosial modern yakni meliputi pembentukan sistem pelapisan sosial, organisasi
sosial, pola-pola perilaku, nilai dan norma sosial, kekuasaan dan wewenang dan
lain-lain.
5.
Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan
teknologi
Mempunyai sarana
komunikasi dan telekomunikasi yang lengkap. Pada kehidupan modern, sistem
komunikasinya sudah maju. Alat komunikasinya bermacam-macam dan cukup canggih.
Oleh karena itu, manusia modern dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan
kemajuan teknologi sehingga dapat melakukan komunikasi dengan mudah.
6.
Melakukan tindakan secara rasional
Dalam melakukan suatu
hal dilandasi dengan adanya fakta-fakta yang ada, salah satunya adalah dengan
menerima adanya teknologi yang rasional, yakni sebagai akibat dari
perubahan-perubahan masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa
kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia modern akan
selalu berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha
agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
samping itu, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan
kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
7.
Berpikir rasional
Berpikir objektif,
yakni dengan menerima segala sesuatu secara objektif dengan menggunakan fikiran
yang rasional.
3.
Aspek-Aspek
Modern
Seperti
yang sudah dijelaskan di atas, modern merupakan suatu hasil perubahan sosial
yang terarah dari suatu keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang menuju
ke arah yang lebih baik. Perubahan ini dapat diwujudkan dalam segala aspek/
bidang yang ekonomi, mata pencaharian, budaya, politik, sosial, maupun
teknologi, dengan harapan akan tercapai suatu pembangunan negara yang lebih
baik dalam mecapai suatu kehidupan yang lebih lebih maju, berkembang dan makmur
sesuai dengan perkembangan iptek.
a.
Bidang
Ekonomi dan Contohnya
Ekonomi modern, berorientasi pada efisiensi
(maksimum atau optimum). Ciri utamanya adalah kemampuan untuk memelihara
pertumbuhan yang berkelanjutan (self sustaining growth). Mekanisme
ekonomi modern adalah pasar. Sistem ekonomi yang demikian memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a.
Memiliki daya yang memungkinkan
pengembangan dan penyerapan teknologi (gagasan-gagasan) baru.
b. Peran
industri dan jasa lebih besar dibandingkan pertanian.
c. Ada
keseimbangan antara modal manusia yang berkualitas dengan modal fisik.
d. Sektor
formal lebih dominan dibandingkan dengan sektor informal.
Dengan demikian, organisasi dan manajemen produksi menjadi wahana yang penting dalam sistem ekonomi modern. Sebagai konsekuensinya ada pemisahan antara pemilikan dan pengelolaan (manajemen) aset dan kegiatan produksi. Selain itu, peran informasi dan teknologi informasi semakin besar dan pada akhirnya menjadi dominan. Sebagai akibatnya ekonomi modern makin tidak mengenal tapal batas negara. Sistem ekonomi modern bersifat mandiri. Mandiri tidak berarti keterisolasian, karena dalam hubungannya dengan ekonomi-ekonomi lainnya, ekonomi yang modern mempunyai keunggulan-keunggulan yang membuatnya memiliki kekuatan tawar-menawar (“bargaining position”) dalam hubungan saling ketergantungan antar ekonomi.
Gambar 4. Pasar Modern
b.
Bidang
Mata Pencaharian dan Contohnya
Mata pencaharian kehidupan modern sebagian besar bertumpu
pada sektor industri. Disini,
kehidupan modern dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan iptek di dalam
menunjang pembangunan negara.
Kehidupan
modern menuntut menggunakan teknologi-teknologi modern dalam bermata
pencaharian. Oleh karena itu, kehidupan modern
lebih banyak menggunakan tenaga mesin daripada menggunakan tenaga
manusia seperti pada kehidupan modern dalam bermata pencaharian. Pada kehidupan
modern, taraf kehidupannya pun cukup tinggi dalam
bermata pencaharian. Contoh
: Pegawai, dokter, arsitek,
karyawan
c.
Bidang
Budaya dan Contohnya (tata kehidupan, pola kultur dan karakteristiknya)
Tata kehidupan modern secara geografis
sebagian besar terdapat pada daerah kota. Tata kehidupan modern meliputi corak
atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan individual. Selain itu, bila kita
amati secara fisik, tata kehidupan modern selalu diwarnai dengan industri.
Pola kultur masyarakat modern cenderung mengabaikan adat istiadat lama. Bahkan sudah tidak lagi
mempercayai nilai-nilai atau kebiasaan-kebiasaan lama, seperti yang terdapat
pada masyarakat tradisional. Oleh karena itu, manusia modern cenderung memiliki
pemikiran yang rasional
sebagai pedoman dalam berperilaku. Selain itu, pada
masyarakat modern dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang tinggi dan
merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang. Karakteristik pada
masyarakat modern cenderung bersifat individual. Disini setiap individu kurang
saling bersosialisasi di antara sesamanya.
d.
Bidang
Politik dan Contohnya
Sistem politik modern
juga mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan sistem tradisional atau
pramodern, antara lain: individu dan
masyarakat tidaklah merupakan objek, tetapi subjek yang turut menentukan arah
kehidupan. Berkaitan dengan itu, masyarakat modern ditandai oleh partisipasi
masyarakat yang luas dalam proses politik yang meliputi nilai-nilai dasar dan instrumental, organisasi,
mekanisme dan prosedur, bersifat terbuka dan dapat diikuti oleh siapa pun.
Sistem politik modern berlandaskan aturan-aturan dasar yang disepakati bersama,
yang disebut konstitusi, dan kehidupan diselenggarakan berdasarkan
aturan-aturan yang ditetapkan bersama pula dan berlaku buat semua secara adil.
Oleh karena itu, negara modern senantiasa adalah negara yang berdasarkan hukum.
Sistem politik yang
modern mampu mewadahi perbedaan paham dan pandangan, dan mengatasinya dengan
cara yang adab dan damai, dalam aturan yang disepakati bersama (hukum). Dalam
masyarakat modern ada penampilan individu (individuation) yang nyata (distinct),
sehingga manusia berwajah, berkepribadian, bermartabat, dan bukan hanya
bagian dari masyarakat. Di pihak lain, dalam masyarakat modern betapa pun
bebasnya individu, kebebasan itu tidak mutlak, karena dibatasi oleh hak
individu yang lain, hak masyarakat, dan kepentingan masyarakat. Namun,
pembatasannya itu diatur pula secara jelas dan berlaku buat semua. Secara garis
besar, pokok sistem politik modern mengandung tiga unsur, (1) demokratis, (2)
konstitusional, dan (3) berlandaskan hukum
e.
Bidang
Sosial dan Contohnya
Bidang sosial ditandai dengan semakin
banyaknya kelompok baru dalam masyarakat, seperti: kelompok buruh, kaum intelektual,
kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas (kelas menengah dan kelas atas). Pada masyarakat modern, kedudukan seseorang
dilihat dari prestasinya. Semakin tinggi prestasi orang tersebut, maka peranan
orang tersebut dalam masyarakat semakin tinggi.
Selain itu, lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan pada seseorang .
Selain itu, lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan pada seseorang .
Perkembangan sosial
pada konsep modern merupakan pelengkap dari perkembangan ekonomi. Di samping
itu, pembangunan sosial merupakan sarana dari pembangunan ekonomi. Oleh karena
itu, pembangunan sosial dipandang sebagai suatu bentuk pengawasan sosial (social control).
f.
Bidang
Teknologi dan Contohnya
Kemajuan teknologi
telah meningkatkan manusia pada taraf peradaban yang lebih tinggi yang
mendorong ditemukannya teknologi yang lebih "canggih".
Penemuan-penemuan itu kemudian ada yang dibarengi dengan landasan pengetahuan
mengenai sebab-musababnya, tetapi banyak juga yang tidak diketahui, namun
dirasakan manfaatnya. Misalnya, obat-obatan tradisional di Cina yang telah berkembang ribuan tahun
dan dikenal luas dalam masyarakat modern kita, dimana telah berhasil mengatasi
banyak penyakit, hanya atas dasar pengalaman empiris, tidak diketahui secara
pasti (menurut ukuran sekarang) bagaimana bekerjanya.
Ciri
utama yang melatarbelakangi sistem atau model mana pun dari suatu konsep modern
adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan
dalam masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam
pola-pola yang objektif (impersonal) dan efektif (utilitarian),
daripada sifat primordial, seremonial atau tradisional. Derajat rasionalitas
yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh
karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi seringkali disebut sebagai kekuatan
pendorong (driving force) bagi proses modernisasi. Dengan derajat
rasionalitas yang tinggi itu, maka berkembang antara lain ciri-ciri yang kurang
lebih berlaku umum.
Gambar 7. Teknologi Modern
4.
Dampak Positif
dan Negatif Modernisasi
Dengan adanya konsep modern yang di jelskan diatas, tentunya modernisasi dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Menurut Abatasa (2011: 1), dampak Positifnya, antara lain:
a. Perubahan tata nilai dan sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya
menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi
rasional.
b. Berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir
lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang
lebih Baik
Dibukanya industri yang
memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah
satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Adapun dampak negatifnya, Menurut Abatasa (2011: 1), antara lain:
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat
membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu
masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang
ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan
dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya.
Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan
cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai
menggeser budaya asli adalah anak
tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang
dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam
jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial.
Dari
konsep tradisional dan modern yang kita pelajari diatas dengan berbagai ciri
dan aspek-aspek yang mendasarinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat
tradisoanal dan modern memiliki perbedaan yang sangat jauh. Namun tentunya
dengan memiliki berbagai kelemahan dan kelebihannya. Tinggal bagaimana kita
sebagai manusia saat ini dapat menyikapi berbagai macam perubahan yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
11. Sztompka,
Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial
(hlm. 5, 82-94). Prenada Media Group.
22. Marzuki,
Shaleh. 2005. Peranan PLS sebagai Penggerak Pembangunan Dalam Mengatasi Migran
Perkotaan (hlm. 5, 18) Pidato Pengukuhan Guru Besar UM.
33. Astrid,
Phil dan Sunto, S. 1983. Pengantar
Sosiologi dan Perubahan sosiologi (hlm. 181,182.188 ). PT.Binacipta.
44. Welner,
Myton. 1981. Modernisasi, Dinamika Pertumbuhan
(hlm. 59-67). Yogyakarta: UGM.
55. Sajogyo,
Pudjiwati. 1985.
Sosiologi Pembangunan:
Ciri-ciri Masyarakat Tradisional dan Ciri-ciri Masyarakat Modern
(Hlm. 89-90, 96-97, 99, 101, 140-141). Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.
66. Abdullah, Wuryanto dkk. 1992-1993. Perkampungan di Perkotaan Sebagai Wujud Proses Adpatasi Sosial. Yogyakarta:
Depdikbud Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan.
77. Hengky, Wila. 1982. Pengantar Sosiologi. Surabaya.
APa yang membedakan antara sosilogi moden dan sosiologi tradisional
BalasHapus
BalasHapusBergabung dengan besar Persaudaraan Illuminati, menjadi Anggota dan menjadi besar di Life, Kaya, Fame, Perlindungan, Promosi dan kekuasaan Memiliki. inbox saya untuk penyelidikan lebih. Manfaat yang diberikan kepada anggota yang bergabung menerangi email kami di {illuminatechurch190.org@gmail.com}
mbak ada ngak materi tentang munculnya kaum elit tradisional dan elit modern.... buat tugas kuliah
BalasHapusApa yg menjadikan kehidupan modern tidak meninggalkan sifat kekeluargaan nya ?
BalasHapus