Senin, 24 September 2012

KONSEP TRADISIONAL DAN MODERN


A.    Konsep Tradisional
1.      Pengertian Tradisional
Tradisional erat kaitannya dengan kata “tradisi” yang berasal dari bahasa latin: traditio yang artinya “diteruskan”. Tradisi merupakan suatu tindakan dan kelakuan sekelompok orang dengan wujud suatu benda atau tindak laku sebagai unsur kebudayaan yang dituangkan melalui fikiran dan imaginasi serta diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang didalamnya memuat suatu norma, nilai, harapan dan cita-cita tanpa ada batas waktu yang membatasi.
Dari konsep tradisi tersebut di atas, maka lahirlah konsep tradisional. Tradisional merupakan sikap mental dalam merespon berbagai persoalan dalam masyarakat (Sajogyo, Pudjiwati, 1985:90). Didalamnya terkandung metodologi atau cara berfikir dan bertindak yang selalu berpegang teguh atau berpedoman pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain setiap tindakan dalam menyelesaikan persoalan berdasarkan tradisi. Seseorang akan merasa yakin bahwa suatu tindakannya adalah betul dan baik, bila dia bertindak atau mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Dan sebaliknya, dia akan merasakan bahwa tindakannya salah atau keliru atau tidak akan dihargai oleh masyarakat bila ia berbuat diluar tradisi atau kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakatnya. Disamping itu berdasarkan pengalaman atau kebiasaannya, dia akan tahu persis mana yang menguntungkan dan mana yang tidak. Oleh karena itu, sikap tradisional adalah bagian terpenting dalam sistem tranformasi nilai-nilai kebudayaan.

2.      Ciri-Ciri Tradisional.
            Menurut Redfield  (Ifzanul, 2010:1) , ciri-ciri tradisional anatara lain:
a.       Belum adanya perkembangan pengetahuan dan teknologi.
b.      Semakin kecil dan dipencilkannya lingkup masyarakatnya dari daerah lainnya, maka rasa cinta pada cara hidupnya akan semakin sulit untuk diubah.
c.       Tidak mengenal adanya “pembagian kerja” dan spesialisasi.
d.      Belum terinspirasi dengan diferensiasi kemasyarakatan.
e.       Kebudayaan yang terbentuk masih sangat homogen.

3.      Aspek-Aspek Tradisional:
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam kehidupan tradisional masih cenderung memegang teguh suatu tradisi-tradisi yang ada dalam masyarakat sebagai transformasi terhadap nilai-nilai yang dianggap sesuai. Proses tranformasi terhadap nilai-nilai yang ada ini dapat diwujudkan dalam segala aspek/ bidang yang meliputi: bidang ekonomi, mata pencaharian, budaya, politik, sosial, maupun teknologi.

a.       Bidang Ekonomi dan Contohnya
Dalam bidang ekonomi tradisional, uang dirasa tidak begitu penting. Meski mereka juga membutuhkan uang dalam memenuhi kebutuhannya, mereka tidak antusias untuk mendapatkan uang.
Investasi uang secara berlebih biasanya dengan menggunakan cara investasi dalam bentuk perhiasan. Pola berbelanjaan tradisional adalah dengan berbelanja setiap hari, karena penghasilan yang didapat setiap harinya pun tidak begitu besar. Meski demikian, ekonomi tradisional ini biasanya semakin mengentalkan kesederhanaannya dengan adanya ucapan syukur dengan hidup.

Gambar 1. Pasar Tradisional

b.      Bidang Mata Pencaharian dan Contohnya

Mata pencaharian kehidupan tradisional sangatlah tidak menentu. Hal ini dikarenakan  tradisional masih banyak yang tidak mengenal adanya spesialisasi kerja pada konsep secara tradisional. Sehingga berpengaruh terhadap penghasilan yang tidak tetap yang tidak bisa selalu diharapkan setiap saat. Maka, taraf hidupnya pun masih sangat rendah sekali. Contoh : Petani, nelayan.

                           Gambar 2. Petani / nelayan

c.       Bidang Budaya dan Contohnya (tata kehidupan, pola kultur dan karakteristiknya)
   Tata kehidupan tradisional secara geografis sebagian besar terdapat pada daerah  pedalaman yang jauh dari keramaian kota yang meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan sekelompok orang, secara fisik, tata kehidupannya selalu diwarnai dengan kehijauan alamnya, dan dianggap  sebagai tempat yang masih memegang nilai-nilai adat dan budaya atau kepercayaan yang bersifat khusus atau unik pada suatu kelompok tertentu.
Pada tata kehidupan tradisional, kebudayaan yang terlihat misalnya dari bentuk bangunan tradisional yang biasanya diterapkan pembangunannya melalui rumah tradisional  atau rumah adat yang dibangun dengan cara yang sama oleh beberapa generasi. Berlatar belakang religi, baik secara konsep, pelaksanaan pembangunannya maupun wujud bangunannya, misalnya adanya upacara pemasangan tiang pertama, selamatan/ kenduri, penentuan waktu yang tepat, arah hadap rumah, bahan bangunan yang digunakan dan sebagainya yang dipercaya bisa membawa pengaruh terhadap kehidupan penghuninya, menyangkut keselamatan, kabahagiaan, kemujuran, rejeki dan lain sebagainya .
Pola kultur tradisional cenderung kehidupannya masih banyak dikuasai oleh adat istiadat lama yang merupakan suatu aturan yang sudah sesuai dan mencakup segala konsepsi sistem budaya dalam mengatur tindakan atau perbuatan dalam kehidupan sosialnya. Jadi, pola kultur tradisional di dalam melangsungkan kehidupan berdasarkan pada cara atau kebiasaan lama yang masih diwarisi dari para pendahulu dan tidak mengalami perubahan mendasar karena peranan adat-istiadat sangat kuat menguasai pola kultur tradisional.

d.      Bidang Politik dan Contohnya
Manusia sederhana (tradisional) masih bersikap untuk berpikir secara massif (pola pikir yang tidak objektif dan rasional) untuk menganalisis, menilai dan menghubungkan suatu gejala dengan gejala yang lain. Manusia yang hidup tradisional (sederhana) biasanya masih ditandai dengan sikap berpikir analogis dengan mengadakan generalisasi, penggunaan waktu secara subjektif serta kurang mengenal waktu secara fisik. Manusia tradisional menimbang segala-galanya dengan prinsip-prinsip yang telah baku, mereka cenderung untuk berubah sangat lambat. Politik tradisional  masih sangat sedikit peminatnya, karena lemahnya daya kritis manusia tradisional terhadap politik. Contoh: golput pada pemilu daerah atau pemilu presiden.

e.       Bidang Sosial dan Contohnya
Manusia tradisional sangat menonjolkan kedudukan. Semakin tinggi kedudukan seseorang/ lapisan sosial maka akan semakin dihormati oleh masyarakat di sekitarnya. Pelapisan sosial terjadi dengan sendirinya, dimana kedudukan seseorang pada suatu strata tentu terjadi secara otomatis, misalnya karena usia yang tua, pemilikan kepandaian yang lebih atau memiliki bakat seni atau sakti.
Pola hubungan sosial pada manusia tradisional sangat terasa sekali dibandingkan manusia modern karena manusia tradisional senantiasa bergotong royong dalam segala hal sehingga manusia tradisional  cenderung memiliki rasa sosialisasi tinggi terhadap orang lain yang ditandai oleh kesadaran golongan yang tinggi dimana mereka merasa bahwa mereka mempunyai persamaan-persamaan tertentu. Struktur sosial antara golongan atas (seperti orang kaya, berpangkat , dan dan golongan bawah (seperti petani, buruh , dan lain-lain) tidak sebagai pembeda dan yang dapat membuat adanya jarak sosial dalam pergaulan.

Gambar 3. Gotong royong bersih desa.
 Namun, manusia tradisional gampang tertipu atau terhasut oleh orang lain karena cenderung tidak berpikir panjang dan mementingkan kelompok. Banyak manusia tradisional dipedesaan menyerang desa lain hanya karena masalah sepele, misalnya karena kata-katanya tidak didengar oleh warga pedesaan lain, warga ini merasa tersinggung lalu mengadu domba warganya untuk menyerang warga pedesaan lain tersebut.
Pada konsep tradisional, lembaga adat berfungsi sebagai pengendalian sosial. Lembaga adat mengatur perilaku manusia agar tidak melakukan perilaku menyimpang. Pelaku penyimpangan sosial akan dihukum seperti: ditegur, dikenakan denda atau sanksi, dikucilkan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya.

f.       Bidang Teknologi  dan Contohnya
Alat-alat perlengkapan hidup dalam manusia tradisional masih menggunakan alat-alat teknologi sederhana. Misalnya, pakaian terbuat dari kulit atau tenun kasar, rumah terbuat dari kayu, bambu dan atapnya menggunakan alang-alang atau ijuk. Alat-alat transportasi sangat sederhana, misalnya mempergunakan kuda, kerbau, gerobak, rakit atau mereka senang berjalan kaki.
Manusia tradisional dalam penerapan teknologi sangat terbatas dibandingkan manusia modern. Konsep tradisional cenderung kurang mengikuti perkembangan teknologi karena bagi mereka teknologi kurang menunjang dan bukan prioritas utama dalam kebutuhan hidup. Perkembangan teknologi dalam manusia tradisional tidak terlalu pesat. Inovasi terpenting teknologi tradisional adalah dari sudut bahan dasar dan fungsi.
Teknologi tradisional tergantung pada beberapa bidang misalnya:
1.   Komunikasi: masih menggunakan surat, burung merpati, maupun dari mulut ke mulut.
2.   Ekonomi/ perdagangan: alat tukar masih menggunakan sistem barter.
3.   Pertanian: masih menggunakan alat yang sederhana seperti membajak dengan tenaga hewan, dll.

4.      Faktor-Faktor Penghambat Proses Kemajuan Tradisional Kehidupan.
Dalam menghadapi suatu perubahan, seseorang atau masyarakat tentunya memiliki frekuensi yang berbeda-beda, ada yang lambat maupun cepat. Pada konsep tradisonal itu sendiri, seseorang ataupun masyarakat cenderung sulit untuk menerima adanya perubahan-perubahan. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor yang mengikutinya, antara lain:
a.       Permasalahan kebutuhan
Orang-orang tradisional menganggap tidak memerlukan banyak kebutuhan. Hal ini dikrenakan kehidupan orang-orang tradisonal sangatlah sederhana. Sehingga, mereka merasa sudah cukup dengan apa yang dimilikinya.
b.      Masyarakat yang menutup diri
Kecenderungan yang dimiliki orang tradisional yang paling mendasar adalah sikap menutup diri dari pengaruh luar. Mereka cenderung statis dan sangat sulit untuk diajak berubah. Mereka merasa begitu kental dengan tradisi nenek moyang yang diwariskan kepadanya. Jika ia meninggalkan tradisi-tradisi tersebut, maka dianggap telah melanggar tradisi yang telah ada.
c.       Pendidikan
Faktor pendidikan disini yang dimaksudkan adalah tingkat pendidikan yang mereka tempuh. Kebanyakan orang tradisional menganggap remeh adanya seseorang yang berpendidikan tinggi. Karena menurut anggapan mereka pendidikan itu tidaklah penting untuk kehidupan selanjutnya.
d.      Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
Dalam berhubungan dengan kelompoknya, orang-orang tradisional terlihat begitu erat sekali tali persaudaraan atau rasa kekeluargaan yang dimilikinya. Namun, karena sulitnya mereka menerima pengaruh dari luar, maka untuk bersosialisasi dengan masyarakat luar pun juga cenderung sulit.
e.       Perkembangan iptek yang terhambat
Konsep tradisional memberikan gambaran bahwa teknologi yang digunakan sangat sederhana. Karena adanya rasa yang timbul pada kebiasaan mereka bahwa: “sesuatu yang sederhana saja bisa digunakan. Mengapa harus memakai teknologi canggih yang bisa merusak segala sesuatu dengan cepat?”.
f.       Sikap masyarakat yang tradisional yang takut dengan adanya perubahan
Pemikiran yang selalu bersatu dalam kelompoknya ternyata malah menimbulkan dampak buruk terhadap psikis mereka dengan timbul rasa takut. Mereka menganggap bahawa dengan adanya perubahan, maka dapat menghilangkan nilai maupun norma yang telah mereka jaga selama ini.
g.      Ketakutan akan terjadi kegoyahan dalam sistem sosial apabila terjadi perubahan.
Dari adanya rasa takut yang muncul pada orang-orang tradisional, menimbulkan ketakutan akan kegoyahan dalam sistem sosial yang telah terbentuk selama ini. 
h.      Prasangka terhadap hal baru
Karena adanya kestatisan yang mereka miliki, prasangka mereka terhadapa hal baru, seperti adanya teknologi baru yang muncul, memberikan kesan berbeda pada orang-orang tradisional.

B.     Konsep Modern
1.      Pengertian Modern
   Kata modern merupakan suatu hasil dari proses modernisasi. Modernisasi disini merupakan suatu proses transformasi atau suatu perubahan sosial yang terarah dari suatu keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang menuju ke arah yang lebih baik yang diwujudkan dalam segala aspek dengan harapan akan tercapai suatu kehidupan yang lebih lebih maju, berkembang dan makmur.
Dari konsep modernisasi tersebut, maka melahirkan suatu konsep modern. Modern biasanya erat kaitannya dengan sesuatu yang “terkini” atau “baru”. Istilah modern berasal dari bahasa latin “ Modo” = cara dan “ Ernus” = masa kini. Modern adalah tata kehidupan yang mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Modern relatif bebas dari kekuasaan adat-istiadat lama karena mengalami perubahan dalam perkembangan zaman dewasa ini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam mencapai kemajuan, selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
Oleh karena itu, menjadi modern akan identik dengan menjadi kota atau menjadi industri. Sehingga perubahan dari tradisional ke modern, akan identik dengan perubahan dari situasi desa menjadi kota, dan perubahan dari kehidupan agraris ke industri.

2.      Ciri-Ciri Modern
Dari pengertian konsep modern yang telah dijelaskan, maka dapat diidentifikasikan adanya ciri-ciri modern, sebagai berikut (Sajogyo, 1985:112):
1.      Kehidupan yang berorientasi pada sektor industri
Alam tidak lagi menjadi hal yang amat vital dalam menunjang kehidupan mereka seperti yang dialami masyarakat tradisional. Hal ini terjadi karena sebagian besar manusia pada kehidupan modern lebih menggantungkan hidupnya pada dunia industri.
2.      Terbuka dengan adanya teknologi baru
Alam dikendalikan dengan kemampuan pengetahuan dalam menunjang kehidupan yang lebih baik. Kemampuan pengetahuan di sini yakni berupa pengetahuan yang rasional dalam memafaatkan sumber daya yang ada dengan memanfaatkan teknologi-teknologi modern dalam menunjang kegiatannya.
3.      Masyarakat modern yang menerima adanya hal-hal baru
Pada umumnya, kehidupan modern mengalami gejala modernisasi dari sektor industri, sektor perdagangan, kepariwisataan, dan jasa lainnya. Hal ini bisa menjadikan manusia modern cenderung memiliki pengetahuan-pengetahuan baru, bahkan bisa pula mondorong perilaku hidup yang konsumtif.
4.      Sistem pelapisan sosial yang terbuka
Sistem mata pencaharian sektor industri mempengaruhi segi-segi sosial kehidupan modern. Segi-segi sosial modern yakni meliputi pembentukan sistem pelapisan sosial, organisasi sosial, pola-pola perilaku, nilai dan norma sosial, kekuasaan dan wewenang dan lain-lain.
5.      Lebih percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi
Mempunyai sarana komunikasi dan telekomunikasi yang lengkap. Pada kehidupan modern, sistem komunikasinya sudah maju. Alat komunikasinya bermacam-macam dan cukup canggih. Oleh karena itu, manusia modern dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan kemajuan teknologi sehingga dapat melakukan komunikasi dengan mudah.
6.      Melakukan tindakan secara rasional
Dalam melakukan suatu hal dilandasi dengan adanya fakta-fakta yang ada, salah satunya adalah dengan menerima adanya teknologi yang rasional, yakni sebagai akibat dari perubahan-perubahan masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia modern akan selalu berusaha agar mereka mempunyai pendidikan yang cukup tinggi dan berusaha agar mereka selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi seimbang dengan kemajuan di bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya.
7.      Berpikir rasional  
Berpikir objektif, yakni dengan menerima segala sesuatu secara objektif dengan menggunakan fikiran yang rasional.

3.      Aspek-Aspek Modern
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, modern merupakan suatu hasil perubahan sosial yang terarah dari suatu keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Perubahan ini dapat diwujudkan dalam segala aspek/ bidang yang ekonomi, mata pencaharian, budaya, politik, sosial, maupun teknologi, dengan harapan akan tercapai suatu pembangunan negara yang lebih baik dalam mecapai suatu kehidupan yang lebih lebih maju, berkembang dan makmur sesuai dengan perkembangan iptek.

a.       Bidang Ekonomi dan Contohnya
 Ekonomi modern, berorientasi pada efisiensi (maksimum atau optimum). Ciri utamanya adalah kemampuan untuk memelihara pertumbuhan yang berkelanjutan (self sustaining growth). Mekanisme ekonomi modern adalah pasar. Sistem ekonomi yang demikian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Memiliki daya yang memungkinkan pengembangan dan penyerapan teknologi (gagasan-gagasan) baru.
b.      Peran industri dan jasa lebih besar dibandingkan pertanian.
c.       Ada keseimbangan antara modal manusia yang berkualitas dengan modal fisik.
d.      Sektor formal lebih dominan dibandingkan dengan sektor informal.

Dengan demikian, organisasi dan manajemen produksi menjadi wahana yang penting dalam sistem ekonomi modern. Sebagai konsekuensinya ada pemisahan antara pemilikan dan pengelolaan (manajemen) aset dan kegiatan produksi. Selain itu, peran informasi dan teknologi informasi semakin besar dan pada akhirnya menjadi dominan. Sebagai akibatnya ekonomi modern makin tidak mengenal tapal batas negara. Sistem ekonomi modern bersifat mandiri. Mandiri tidak berarti keterisolasian, karena dalam hubungannya dengan ekonomi-ekonomi lainnya, ekonomi yang modern mempunyai keunggulan-keunggulan yang membuatnya memiliki kekuatan tawar-menawar (“bargaining position”) dalam hubungan saling ketergantungan antar ekonomi.
Gambar 4. Pasar Modern

b.      Bidang Mata Pencaharian dan Contohnya
Mata pencaharian kehidupan modern sebagian besar bertumpu pada sektor industri. Disini, kehidupan modern dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan iptek di dalam menunjang pembangunan negara. Kehidupan modern menuntut menggunakan teknologi-teknologi modern dalam bermata pencaharian. Oleh karena itu, kehidupan modern  lebih banyak menggunakan tenaga mesin daripada menggunakan tenaga manusia seperti pada kehidupan modern dalam bermata pencaharian. Pada kehidupan modern, taraf kehidupannya pun cukup tinggi dalam bermata pencaharian. Contoh : Pegawai, dokter, arsitek, karyawan

c.         Bidang Budaya dan Contohnya (tata kehidupan, pola kultur dan karakteristiknya)
 Tata kehidupan modern secara geografis sebagian besar terdapat pada daerah kota. Tata kehidupan modern meliputi corak atau pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan individual. Selain itu, bila kita amati secara fisik, tata kehidupan modern selalu  diwarnai dengan industri.
 Pola kultur masyarakat modern cenderung mengabaikan  adat istiadat lama. Bahkan sudah tidak lagi mempercayai nilai-nilai atau kebiasaan-kebiasaan lama, seperti yang terdapat pada masyarakat tradisional. Oleh karena itu, manusia modern cenderung memiliki pemikiran yang rasional sebagai pedoman dalam berperilaku. Selain itu, pada masyarakat modern dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang tinggi dan merupakan tempat pergaulan dengan segala macam orang. Karakteristik pada masyarakat modern cenderung bersifat individual. Disini setiap individu kurang saling bersosialisasi di antara sesamanya.

d.      Bidang Politik dan Contohnya
Sistem politik modern juga mempunyai beberapa ciri yang membedakannya dengan sistem tradisional atau pramodern, antara lain:  individu dan masyarakat tidaklah merupakan objek, tetapi subjek yang turut menentukan arah kehidupan. Berkaitan dengan itu, masyarakat modern ditandai oleh partisipasi masyarakat yang luas dalam proses politik yang meliputi  nilai-nilai dasar dan instrumental, organisasi, mekanisme dan prosedur, bersifat terbuka dan dapat diikuti oleh siapa pun. Sistem politik modern berlandaskan aturan-aturan dasar yang disepakati bersama, yang disebut konstitusi, dan kehidupan diselenggarakan berdasarkan aturan-aturan yang ditetapkan bersama pula dan berlaku buat semua secara adil. Oleh karena itu, negara modern senantiasa adalah negara yang berdasarkan hukum.
Sistem politik yang modern mampu mewadahi perbedaan paham dan pandangan, dan mengatasinya dengan cara yang adab dan damai, dalam aturan yang disepakati bersama (hukum). Dalam masyarakat modern ada penampilan individu (individuation) yang nyata (distinct), sehingga manusia berwajah, berkepribadian, bermartabat, dan bukan hanya bagian dari masyarakat. Di pihak lain, dalam masyarakat modern betapa pun bebasnya individu, kebebasan itu tidak mutlak, karena dibatasi oleh hak individu yang lain, hak masyarakat, dan kepentingan masyarakat. Namun, pembatasannya itu diatur pula secara jelas dan berlaku buat semua. Secara garis besar, pokok sistem politik modern mengandung tiga unsur, (1) demokratis, (2) konstitusional, dan (3) berlandaskan hukum

e.       Bidang Sosial dan Contohnya
 Bidang sosial ditandai dengan semakin banyaknya kelompok baru dalam masyarakat, seperti: kelompok buruh, kaum intelektual, kelompok manajer, dan kelompok ekonomi kelas (kelas menengah dan kelas atas). Pada masyarakat modern, kedudukan seseorang dilihat dari prestasinya. Semakin tinggi prestasi orang tersebut, maka peranan orang tersebut dalam masyarakat semakin tinggi.
 Selain itu, lapisan sosialnya di tentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan pada seseorang .
Perkembangan sosial pada konsep modern merupakan pelengkap dari perkembangan ekonomi. Di samping itu, pembangunan sosial merupakan sarana dari pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan sosial dipandang sebagai suatu bentuk pengawasan sosial (social control).

f.       Bidang Teknologi  dan Contohnya
Kemajuan teknologi telah meningkatkan manusia pada taraf peradaban yang lebih tinggi yang mendorong ditemukannya teknologi yang lebih "canggih". Penemuan-penemuan itu kemudian ada yang dibarengi dengan landasan pengetahuan mengenai sebab-musababnya, tetapi banyak juga yang tidak diketahui, namun dirasakan manfaatnya. Misalnya, obat-obatan tradisional  di Cina yang telah berkembang ribuan tahun dan dikenal luas dalam masyarakat modern kita, dimana telah berhasil mengatasi banyak penyakit, hanya atas dasar pengalaman empiris, tidak diketahui secara pasti (menurut ukuran sekarang) bagaimana bekerjanya.
Ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model mana pun dari suatu konsep modern adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalam pola-pola yang objektif (impersonal) dan efektif (utilitarian), daripada sifat primordial, seremonial atau tradisional. Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi seringkali disebut sebagai kekuatan pendorong (driving force) bagi proses modernisasi. Dengan derajat rasionalitas yang tinggi itu, maka berkembang antara lain ciri-ciri yang kurang lebih berlaku umum.
 Gambar 7. Teknologi Modern

4.        Dampak Positif dan Negatif Modernisasi

Dengan adanya konsep modern yang di jelskan diatas, tentunya modernisasi dapat menimbulkan dampak positif dan negatif.  Menurut Abatasa (2011: 1), dampak Positifnya, antara lain:

a.     Perubahan tata nilai dan sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b.    Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c.       Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Adapun dampak negatifnya, Menurut Abatasa (2011: 1), antara lain:

a.       Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b.      Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c.        Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d.      Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.

Dari konsep tradisional dan modern yang kita pelajari diatas dengan berbagai ciri dan aspek-aspek yang mendasarinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat tradisoanal dan modern memiliki perbedaan yang sangat jauh. Namun tentunya dengan memiliki berbagai kelemahan dan kelebihannya. Tinggal bagaimana kita sebagai manusia saat ini dapat menyikapi berbagai macam perubahan yang terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

11.  Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial (hlm. 5, 82-94). Prenada Media Group.
22. Marzuki, Shaleh. 2005. Peranan PLS sebagai Penggerak Pembangunan Dalam Mengatasi Migran Perkotaan (hlm. 5, 18) Pidato Pengukuhan Guru Besar UM.
33. Astrid, Phil dan Sunto, S. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan sosiologi (hlm. 181,182.188 ). PT.Binacipta.
44. Welner, Myton. 1981. Modernisasi, Dinamika Pertumbuhan (hlm. 59-67). Yogyakarta: UGM.
55. Sajogyo, Pudjiwati. 1985. Sosiologi Pembangunan: Ciri-ciri Masyarakat Tradisional dan Ciri-ciri Masyarakat Modern (Hlm. 89-90, 96-97, 99, 101, 140-141). Jakarta: Fakultas Pasca Sarjana IKIP Jakarta.
66. Abdullah, Wuryanto dkk. 1992-1993. Perkampungan di Perkotaan Sebagai Wujud Proses Adpatasi Sosial. Yogyakarta: Depdikbud Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan.
77. Hengky, Wila. 1982. Pengantar Sosiologi. Surabaya.

4 komentar:

  1. APa yang membedakan antara sosilogi moden dan sosiologi tradisional

    BalasHapus

  2. Bergabung dengan besar Persaudaraan Illuminati, menjadi Anggota dan menjadi besar di Life, Kaya, Fame, Perlindungan, Promosi dan kekuasaan Memiliki. inbox saya untuk penyelidikan lebih. Manfaat yang diberikan kepada anggota yang bergabung menerangi email kami di {illuminatechurch190.org@gmail.com}

    BalasHapus
  3. mbak ada ngak materi tentang munculnya kaum elit tradisional dan elit modern.... buat tugas kuliah

    BalasHapus
  4. Apa yg menjadikan kehidupan modern tidak meninggalkan sifat kekeluargaan nya ?

    BalasHapus